SELAMET sampai SLAMET - Sebuah Kisah Menggapai Atap Jawa Tengah




Asalamualaikum teman-teman

Kali ini saya akan menceritakan tentang perjalanan  saya bersama teman-teman saya menuju ke atap Jawa Tengah yaitu Gunung Slamet. Kegiatan itu kami lakukan pada hari Jumat-Minggu, 26-28 April 2019, sebenarnya rencana pendakian ini sudah menjadi rencana sejak setelah lebaran tahun lalu tapi baru bisa terlaksana kemarin, ya alasannya karena pada sibuk dengan urusan masing-masing. Nah sebelum  saya menceritakan perjalanan saya, terlebih dahulu saya akan mendeskripsikan sedikit tentang Gunung Slamet .

Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi  di Jawa Tengah sekaligus tertinggi kedua se Pulau Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur. Ketinggian gunung Slamet mencapai 3.428 mdpl. Banyak jalur pendakian yang bisa dilewati untuk  menggapai atap Jawa Tengah ini, seperti Jalur Bambangan di Purbalingga yang paling populer dikalangan pendaki, Jalur Gunung Malang yang juga masih berada di wilayah Purbalingga, kemudian ada Jalur Kompak dan Gupala Edelweis di Guci Tegal, Jalur Baturaden di Purwokerto, Jalur Kaliwadas dan Kaligua di Brebes, dan Jalur Jurangmangu di Pemalang.

Jalur pendakian yang kami pilih adalah Jalur Kompak di Guci, kami memilih jalur ini karena melihat wawasan di internet jika jalur ini masih terlihat alami dan jalur pendakiannya juga terawat, alasan lain sih nanti ketika sudah turun ingin ceguran di pemandian air  panas Guci hehehe. 



Pendakian kali ini diikuti oleh 4 orang saja yaitu saya dan 3 teman saya, Benny, Iyon dan Mahfud, kami tergabung dalam komunitas pendaki kecil-kecilan gitu, yang kami namai komunitas kami dengan sebutan Konco Turu Adventure hehehe.

Hari Jumat, 26 April 2019 pukul 3 sore kami memulai perjalanan kami dari Sumowono Semarang dengan mengendarai sepeda motor, nekat kan dari Semarang menuju Tegal via motor hehehe. Perjalanan kami tempuh melewati jalur tengah yaitu Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga,  perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 6 jam, jadi ya lumayan lama dan lumayan bikin pantat panas wkwkwk. 


Jam 9 malam kami sampai di Basecamp Kompak Guci, basecampnya dekat sekali dengan pemandian air panas Guci. Kami lihat basecampnya sepi, hanya ada sekitar 10 pendaki yang memang memilih bermalam dulu di basecamp sama seperti kami. Kami berencana memulai pendakian besok jam 6 pagi maka dari itu kami manfaatkan waktu malam ini untuk istirahat dan tidur setelah menempuh perjalanan yang jauh. 

Jarum jam menunjukkan pukul 5 pagi kami dibangunkan oleh alarm yang sengaja diaktifkan di semua hp kami. Kami melaksanakan ibadah sholat subuh, bersih diri dan sarapan, menu sarapan pagi itu adalah mie dan nasi yang kami beli di depan basecamp , ternyata nasi disini sama di rumah beda, disini nasinya asin dan ini baru pertama kali saya makan nasi asin hehehe, apa emang khas daerah sini ya, entah lah. Setelah semua itu terlaksana kami prepare dan mengurus retribusi, biaya pendakiannya 15.000 per orang. Selain itu ketua atau salah satu perwakilan anggota harus meninggalkan KTP atau kartu identitas di basecamp. Untuk mencapai puncak gunung Slamet via Kompak Guci kami diharuskan melewati 5 pos dan 2 pos bayangan terlebih dahulu. 

Jam 6 pagi kami awali langkah kami untuk mengapai atap Jawa Tengah dengan berdoa terlebih dahulu, saya sangat semangat dalam pendakian kali ini karena sudah lama menginginkan untuk mendaki gunung Slamet.



BASE CAMP – POS 1 PONDOK PINUS (1500 MDPL)
Jalur pendakian dari basecamp hingga Pos 1 cukup landai, melewati perkebunan milik warga dan juga perkebunan pinus. Saat kondisi cerah di perkebunan warga ini puncak Gunung Slamet bisa terlihat. Pokoknya rasanya  jadi ingin cepat-cepat sampai disana deh. Sekitar 1 jam waktu tempuh kami dari basecamp menuju pos 1.






POS 1 – POS 2 PONDOK CEMARA (1850 MDPL)
Jalur dari Pos 1 menuju Pos 2 tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, treknya masih cukup landai dan belum menguras banyak tenaga, nah dijalur ini terlihat sekali bahwa jalur pendakiannya masih terlihat alami karena vegetasinya sangat rapat dan hutannya tropis. Diantara Pos 1 dan Pos 2 terdapat pos bayangan yang bernama  Pos Sayur Asem. Waktu tempuh kami dari Pos 1 menuju Pos 2 sekitar 1 jam 15 menit.






POS 2 - POS 3 PONDOK PASANG (2129 MDPL)
Nah jalur dari Pos 2 menuju Pos 3 adalah jalur terpendek namun kondisi jalurnya mulai menanjak dengan vegetasi yang juga rapat, dan ini membuktikan bahwa jalur pendakian ini memang masih terlihat sangat alami. Di tengah perjalanan dari pos 2 menuju ke Pos 3 perut saya terasa sangat lapar membuat saya sangat lemas rasanya ingin ambruk dan berbaring, mungkin karena tadi malam di basecamp saya tidak makan dan paginya cuma makan sedikit. 
Sampai pos 3 dengan waktu tempuh 30 menit saya langsung meletakkan carier saya dan berbaring lemas, untung teman saya baik  hati membikinkan saya bubur, meskipun gak enak tapi setidaknya bisa mengisi kekosongan perut saya hehehe. Hampir setengah jam kami istirahat di Pos 3, setelah perut saya kenyang dan lemas saya hilang kami melanjutkan perjalanan menuju ke Pos 4.





POS 3 – POS 4 PONDOK KEMATUS (2578 MDPL)
Jalur dari Pos 3 menuju ke Pos 4 adalah jalur dengan waktu tempuh paling lama, kami tempuh sekitar 2 jam. Jalurnya cukup menanjak dengan vegetasi yang rapat  dan semak belukar dibeberapa titik. Kami diharuskan melewati terowongan yang tersusun dari cabang-cabang tumbuhan yang saling terikat. Banyak juga batang-batang pohon yang tumbang di jalur pendakian dan itu membuat sedikit merepotkan. Terdapat pos bayangan diantara Pos 3 dan Pos 4 yaitu Pos Pondok Rangon.







POS 4 – POS 5 PONDOK CANTIGI (2.852 MDPL)
Perjalanan dari Pos 4 menuju Pos 5 terasa semakin menguras tenaga, treknya sangat menanjak, curam dan terjal, melewati lorong-lorong, sesekali kami harus menunduk menghindari perakaran. Dengan waktu tempuh 1 jam, medan dari Pos 4 menuju Pos 5 lumayan berat dan sangat menguras tenaga. Diantara Pos 4 dan Pos 5 terdapat mata air tetapi harus turun ke lembah untuk mengambil airnya. Pos 5 sendiri merupakan batas vegetasi sebelum jalur ke Puncak Gunung Slamet. Dari Pos 5 ketika melihat ke atas maka akan terlihat bahwa diatas treknya sudah berupa pasir dan batu, dan sudah tidak ada pepohonan. Kami bermalam disini karena memang Pos 5 tempat yang sering dijadikan untuk bermalam oleh para pendaki sebelum summit attack menuju Puncak Gunung Slamet.



POS 5 – PUNCAK SLAMET (3.428 MDPL)
Kami melakukan summit attack jam 3 dini hari ketika pendaki lain masih terlelap ditendanya. Udaranya sangat dingin, apalagi menjelang subuh, dinginnya sampai menusuk ke dalam tulang. Trek dari Pos 5 menuju puncak sangatlah berbeda dari trek di pos 1 sampai pos 5. Disini sama sekali tidak ada pohon untuk pegangan, sepanjang jalur terdiri dari batu besar, kerikil dan pasir yang sangat licin. Kami pun mulai waspada untuk menginjak batu karena takut batunya bergerak dan menggelinding ke bawah. Sedikit saja salah memilih pijakan bisa tepeleset. Bahkan kami sesekali harus berjalan merangkak. Menurut kami inilah trek tersulit yang kami hadapi, selain jalannya yang terjal kemiringannya juga bisa mencapai 80 derajat. Saya membayangkan bagaimana nanti turunnya, mungkin sangat sulit sekali. 


Pukul 5 pagi kami sampai di atap Jawa Tengah atau Puncak Gunung Slamet, disambut dengan bau belerang  yang menyengat yang berasal dari kawah gunung, terbukti bahwa Slamet masih aktif. Belum ada pendaki lain di puncak, hanya kami berempat. Ketika matahari mulai menampakkan dirinya, sungguh inilah yang membuat kami seakan-akan terhipnotis oleh dirinya, keindahannya membuat mata kami terpukau olehnya. Sang Surya menyinari dunia. 






Dari atas puncak Slamet kami bisa melihat indahnya kawah gunung Slamet yang terus mengeluarkan kepulan asap yang pekat, dan ini membuat gunung Slamet semakin  menawan. Kami memutari bibir kawah, menikmati keindahan yang diberikan oleh Allah SWT di gunung Slamet ini. Keindahan alam adalah anugerah yang menumbuhkan penghargaan dan rasa syukur. Semua keindahan itu kami saksikan langsung, kami bersyukur kami masih bisa menikmati keindahan itu.  Terima kasih ya Allah telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menggapai atap Jawa Tengah, Gunung Slamet. 
























Itulah sepenggal cerita kami mendaki Gunung Slamet, semoga bermanfaat dan bisa menjadikan wawasan. Matur suwun.

Wasalamualaikum Wr.Wb








4 komentar:

  1. BANDAR MIX PARLAY TERBESAR DI INDONESIA HANYA DENGAN 1 USER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME.
    Join US ! klik link di bawah ini ?

    Bandar Bola

    Slot

    Casino Online Terpercaya

    togel online

    poker

    BalasHapus
  2. Artikel Yang Bagus Gan! Mohon izin Comment nya ^_^
    BOLA206Lounge – Game TERBESAR DI INDONESIA HANYA DENGAN 1 USER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME.
    Join US ! klik link di bawah ini ?

    B O L A 2 0 6 L O U N G E . C O M


    Agen Sbobet

    Agen Resmi Sbobet

    Sabung Ayam

    Casino Online

    Berita Bola

    Berita Viral

    Brita Tranding

    BalasHapus
  3. Izin promo ya min^^
    Kalah melulu main di tempat lain? Daftar disini saja Upd4te Bett1ng

    BalasHapus
  4. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus