SEPENGGAL CERITA MENGIKUTI AJANG PEMILIHAN MAS DAN MBAK DUTA WISATA KABUPATEN SEMARANG 2019 - Part 1 (SELEKSI)




Asalamualaikum Wr.Wb

Halo temen-temen kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya selama mengikuti Ajang Seleksi Pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata Kabupaten Semarang tahun 2019.

Saya sebelumnya tidak tau sama sekali mengenai kegiatan atau hal-hal yang berhubungan tentang duta dutaan, permodelan, atau sebagainya lah, saya juga tidak mengikuti kabar-kabar atau event dari Duta Wisata, pokoknya saya tidak tau sedikitpun tentang hal yang begituan, polos lah ceritanya, modal saya ikut  seleksi ini cuma niat bismillah Allah bersama saya wkwkwk.

Saya juga orang yang gak hits di instagram, followers saya dikit, yang like foto saya pun dikit, saya orangnya juga gak terkenal, dikampus saya hanya seorang mahasiswa yang biasa-biasa aja, bukan mahasiswa yang spesial, bukan ketua sebuah ormawa, bukan siapa-siapalah pokoknya, apalagi Duta Kampus, jadi gak ada bekal saya mengikuti ajang seleksi ini. Modalnya cuma 1, Bismillah Yakin wkwk.

Saya mengetahui ada pemilihan Mas dan Mbak Duta Wisata Kabupaten Semarang 2019 dari mbak saya, pertama kali mendengar berita itu saya cuek, tanpa tanggapan, biasa saja, tidak tertarik untuk mendaftar, memang saya tidak suka dengan hal yg begituan. Tetapi selang beberapa minggu saya merenung dan dalam pikiran saya muncul, 

Libur semester lama, daripada nganggur di rumah mending ikut duta bisa kali ini, hitung-hitung mengisi kegiatan selama liburan dan  uang saku tidak terhenti karena libur wkwkwk”

Ya memang pada saat itu saya sedang liburan semester genap jadi lumayan panjang lah liburnya.

Hari kamis tanggal 18 Juli 2019 saya memutuskan untuk mendaftar, termasuk mendadak banget dan mepet juga sih karena hari Minggu, 21 Juli 2019 pendaftaran sudah ditutup. Pada hari kamis itu saya langsung melengkapi berkas persyaratan mendaftar, mulai mencetak dan mengisi formulir, cek kesehatan di puskesmas dan foto diri. Setelah berkas terkumpul semuanya lalu saya mengantarkan berkas tersebut ke Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang di Ungaran yang lumayan jauh dari rumah, kurang lebih sekitar 25 km lah jaraknya. 


Setelah saya mengantarkan berkas tersebut sembari menunggu waktu seleksi hari senin esok tgl 22 Juli 2019, dengan waktu yang sangat singkat saya belajar, membaca-baca, mencari informasi mengenai Kabupaten Semarang, baik pariwisatanya, geografisnya, sejarahnya sampai pemerintahannya.

Tiba hari senin tanggal 22 Juli 2019, harinya untuk seleksi. Jarum jam menunjukkan pukul 05:30 WIB saya mandi lalu ganti dengan pakaian yang rapi, pakaian untuk seleksi yaitu hitam-putih, sama seperti mahasiswa baru atau kalo mau interview daftar kerja. 

Saya saat itu memakai pakaian serapi-rapinya, rapi banget pokoknya. Kemeja putih, celana kain hitam dan sepatu minjam suami mbak, ikat pinggang kulit pinjam bapak, tuh kan gak modal apa-apa. Ya gimana ya saya jarang tampil rapi, kuliah biasanya pakai celana jeans sabuk kolor, hem flannel, sepatu casual. Pokoknya pada saat itu saya merasakan bahwa diri saya itu aneh tapi dibalik keanehan itu saya juga merasa bahwa diri saya ganteng dan keren sekali wkwkwkwk. 

Pukul 06:30 saya berangkat menuju tempat seleksi yaitu di Hortimart Bawen dengan doa niat bismillah dan restu dari kedua orang tua. Sampai disana saya bertemu dengan peserta lain, saya kenalan hitung-hitung biar ada kenalan hehehe. Detik demi detik satu persatu peserta pemilihan Mas dan Mbak berdatangan, dan saya melihat salah satu diantara mereka adalah kakak kelas saya ketika SMA, namanya Mbak Febi, ya dulu gak begitu akrab sih tetapi kita pernah satu organisasi waktu SMA yaitu OSIS.  Dalam benak saya “Alhamdulillah ada teman juga”. Saya mengobrol dengan Mbak Febi cukup lama sembari menunggu para panitia mempersilahkan peserta untuk masuk.

Pukul 08:00 kami para peserta memasuki ruangan seleksi dengan pengarahan dari para panitia, jujur saya saat itu merasa sangat deg-degan karena saking banyaknya peserta. Dalam pikiran saya cuma terbayang satu hal “Saya bisa gak ya, saya bisa lolos gak ya”.


Di dalam ruangan seleksi kami mendapat beberapa pengarahan dan pemaparan dari panitia, baik mengenai rangkaian acara selama proses seleksi dan juga diceritakan ada apa saja sih di IDUWIKAS (Ikatan Duta Wisata Kab. Semarang). Ada 3 tahap seleksi yaitu seleksi ukur tinggi dan berat badan,  tertulis dan wawancara.


Pada seleksi tahap 1 pengukuran tinggi dan berat badan saya kaget kenapa disini diukur hasilnya tinggi saya 165 cm dan berat badan saya 55 kg, padahal saya ukur di rumah dan dipuskesmas sama yaitu tinggi 170 cm dan berat 50 kg, kenapa bisa berbanding terbalik gitu. Padahal salah satu syarat tinggi putera harus 170 cm, duh piye jal iki, sudah turun 10% rasa percaya diri saya wkwkwk. 

Setelah itu tibalah tahap seleksi yang kedua yaitu ujian tertulis, soal sudah saya terima dan sudah dipersilahkan untuk mulai mengerjakan oleh panitia. Saya buka soal dan melihatnya, "duh ya Allah iki opo" , yang saya tau dan saya yakin jawaban benar mungkin cuma 30% dan sisanya 70 % antara gak tau dan gak yakin, "duh piye iki". Saya pun menjawab dengan asal-asalan, di pertanyaan essai juga ada pertanyaan mengenai bahasa Inggris, "duh iki opo neh aku kudu piye". Dan dengan keyakinan yang mantap "seng penting yakin" saya bisa, saya pun menjawab dengan bismillah tapi asal-asalan.


Setelah seleksi tahap pertama selesai, kami peserta seleksi diberikan waktu sekitar 30 menit untuk sholat dhuhur, istirahat dan mempersiapkan diri untuk seleksi tahap kedua yang membuat jantung saya tambah berdetak kencang yaitu wawancara, wawancara ada 3 bagian yaitu, bagian pariwisata, kepribadian dan yang terakhir yang menurut saya menjadi momok yaitu Bahasa Inggris. Tahap wawancara dibagi berkelompok, setiap kelompok ada 5 orang, kelompok saya terdiri dari saya, ada mahasiswa dan mahasiswi sastra Inggris Unnes dan IAIN Salatiga, siswi SMA dan satu lagi karyawan sebuah perusahaan.

Bagian pertama kali kelompok saya adalah masuk di bagian wawancara Bahasa Inggris, "duh iki piye". Di bagian wawancara bahasa Inggris kami ditanya mengenai perkenalan diri, motivasi, dan tokoh idola. Dibagian wawancara ini saya menjawab selalu paling terakhir karena saya gak paham apa yang menjadi pertanyaan para juri, tuh kan ngenes banget. Peserta lain menjawab dengan panjang kata blablabla apalagi yang anak sastra Inggris wuhhh sampai-sampai saya pun tak paham maksud mereka, saya hanya menjawab singkat kata, singkat padat tapi jelas hehehe. Waktu saya menjawab pertanyaan motivasi saya pun hanya menjawab “I Believe, Allah With Me”, dan para juri pada senyum bahkan ketawa wkwkwk.

Selanjutnya masuk ke bagian kepariwisataan, untuk bagian ini saya lebih yakin dan lebih siap, karena ya pake Bahasa Indonesia hehehe. Pada bagian ini saya pun menjawab selalu terakhir sendiri, gapapa lah lakon keri wkwkwk. Dan Alhamdulillah saya menjawab dengan lancar di bagian ini.

Selanjutnya masuk ke bagian terakhir yaitu bagian kepribadian, ya pada bagian ini saya juga agak santai karena tidak pake Bahasa Inggris wkwkwk. Saya pun menjawab pertanyaan masih sama selalu terakhir sendiri, dan saya anggap saya bisa menjawab dengan lancar dan jawaban saya pun masuk akal. 

Dan 3 bagian sudah saya lewati dengan sempurna hanya saja pada bagian Bahasa Inggris yang membuat saya gak percaya diri. Lega sungguh lega diriku ini, sekarang tinggal menunggu hasil pengumuman dari panitia, dan pada saat itu rasa keyakinan saya berkurang karena Bahasa Inggris tadi. "Pertanyaan piye jawabe piye wkwk".

Sembari menunggu pengumuman saya pun berkenalan  lagi dengan teman-teman peserta lain, saya mendapat banyak kenalan , mulai dari mahasiswa, siswa SMA sederajat, pekerja bahkan pengangguran pun ada wkwk. Kami pun bercakap-cakap singkat tapi gak saling follow instagram atau tukeran nomer WA wkwkwk. Saya pun selama proses seleksi  dari pagi-sore hari tidak membuat insta story di Instagram maupun WhatsApp sama sekali, nanti kalo gak lolos dibully temen-temen, kalo lolos ya biar jadi kejutan pasti pada kaget dan tercengang wkwkwk. 


Setelah sholat ashar kami pun berkumpul lagi di ruangan seleksi, bersiap mendengarkan hasil pengumuman, dan hanya ada 30 peserta yang lolos menjadi finalis, 15 pasang mas dan mbak. Pada waktu itu saya sudah tidak yakin sama sekali, harapan saya sudah saya anggap pupus karena ya tadi wawancara Bahasa Inggris.

Dewan juri sudah duduk di kursi kehormatan, slempang 30 finalis sudah diletakkan di atas meja dan sebentar lagi hasil seleksi akan diumumkan, saya tambah deg-degan dan was-was. Karena sudah tidak yakin bisa lolos buku dan alat tulis sudah saya masukkan ke dalam tas dan bersiap untuk pulang setelah pengumuman hasil seleksi selesai dibacakan hehehe.



Salah satu dewan juri mulai membacakan hasil seleksi siapa saja mas dan mbak yang lolos sebagai finalis, satu-persatu nama disebutkan, dan sudah ada 7 nama mas dan 8 mbak yang disebutkan, masuk Mas yang ke 8, dan saya kaget dewan juri mengumumkan “Untuk mas selanjutkan Mas NUGROHO ARDIYANSAH” 

"OMG NAMA SAYA YANG DISEBUTKAN",  pada waktu itu saya kaget sekaget-kagetnya kenapa saya bisa lolos padahal Bahasa Inggris saya tadi ngawur. 


Tetapi saya langsung bersyukur Alhamdulillah dan berjalan menuju ke depan berbaris dengan para peserta lain yang lolos sebagai finalis. Sudah berada di depan saya masih memikirkan kenapa saya bisa lolos. Saya anggap ini  adalah pemberian dari Allah SWT, doa saya sudah dikabulkan, saya bersyukur, Alhamdulillah terima kasih ya Allah saya lolos menjadi finalis Mas Duta Wisata Kabupaten Semarang 2019, yang sebelumnya saya gak tau dunia tentang perdutaan dan sekarang saya ada didalam situ hehehe.






Setelah 30 nama finalis diumumkan saya kaget, kenapa tadi teman-teman kelompok saya waktu wawancara gak ada yang lolos, padahal menurut saya jawaban yg paling singkat dan ngawur diantara kami berlima cuma saya wkwkwk. Ah yowes lah berarti aku paling pinter diantara mereka wkwkwk. 

Setelah itu kami para finalis dipasangkan menjadi 15 pasang mas dan mbak, dan pada waktu itu saya mendapatkan pasangan namanya Mbak Nafa mahasiswa keperawatan UNW semester tua.  Meskipun jomblo setidaknya saya punya pasangan untuk 2 minggu ke depan wkwk. Dan kita berdua adalah pasangan terpendek nomer dua diantara finalis yang lainnya wkwk. 


Itulah sepenggal pengalaman saya selama mengikuti ajang seleksi Mas dan Mbak Duta Wisata Kabupaten Semarang 2019, pesan saya cuma satu,

"ketika kita menginginkan sesuatu, padahal kita anggap bahwa kita tidak akan mampu, tetap percaya diri, harus belajar keras, tekun, komitmen, pantang menyerah, Bismillah Allah selalu memberikan jalan untuk kita bisa menggapai apa yang kita inginkan tadi, nothing impossible, tidak ada yang tidak mungkin".






Semoga memotivasi 

Sekian dan Matur Suwun
Wasalamualaikum Wr.Wb


Tidak ada komentar